top of page

Kurikulum Merdeka Belajar: Sebuah Interpretasi

By : Kadek Dwi Dharma Ariani


Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.

Kurikulum Merdeka yang dibentuk oleh Kemendikbudristek merupakan prototipe yang dikembangkan sebagai kerangka dari kurikulum yang sangat fleksibel dan fokusnya pada esensial materi untuk mengembangkan karakter serta kompetensi pada siswa. Kurikulum ini juga mampu mendukung pemulihan proses belajar pada masa pandemi Covid-19 saat ini yang juga memunculkan learning loss yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Sistem belajar yang berbasis proyek yang bertujuan untuk mengembangkan soft skills dan juga karakter siswa yang sesuai dengan dasar negara yaitu Pancasila.

  2. Kurikulum Merdeka juga memiliki karakteristik yang esensial yang fokus pada sistem pembelajaran melalui kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

  3. Dalam proses pembelajaran Guru juga bisa memiliki fleksibilitas dan bisa menyesuaikan kemampuan siswa dengan konteks muatan lokal.

Esensi dari Kurikulum Merdeka Belajar adalah menggali potensi terbesar para guru dan peserta didik untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri. Kebijakan Merdeka Belajar memberikan kemerdekaan bagi unit pendidikan untuk berinovasi menyesuaikan dengan budaya, kearifan lokal, sosio-ekonomi dan infranstruktur yang ada. Meskipun demikian, guru tidak dapat digantikan oleh teknologi karena teknologi adalah alat bantu bagi guru untuk meningkatkan potensi diri. Selain itu, teknologi juga dapat membangun motivasi dan minat belajar peserta didik.

Kurikulum Merdeka Belajar juga mendorong guru untuk menggunakan materi, metode yang berkualitas, sesuai dengan tingkat kompetensi, minat dan bakat peserta didik. Merdeka Belajar bukan memberi kebebasan kepada peserta didik sebebas-bebasnya. Melainkan, menggali potensi dari setiap peserta didik untuk dikembangkan. Tentunya tidak terlepas dari Hakekat Pendidikan Nasional yang tertulis dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 hakikat pendidikan adalah sebagai pemersatu bangsa, penyamaan kesempatan, dan pengembangan potensi diri. Dengan demikian, pendidikan diharapkan memperkuat persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, memberi kesempatan yang sama kepada warga negara, dan mengajak warga negara untuk mengembangkan potensi diri.



References

Wahyuni (2022). Kurikulum Merdeka Belajar Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan, 1 (1), 1 - 5



Comments


Featured Posts
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page